Aku sedang merasa berada di puncak kebodohan-dalam hidupku-mungkin ini berlebihan, namun inilah yang aku rasa mala mini. Ngeheknya lagi, aku sedang duduk di depan laptop hanya duduk dan memikirkan, apa yang harus kulakukan malam ini? Tiduran sambil membaca The Kreutzer Sonata karya Tolstoy atau tiduran sambil mengamati media social? Dari dua pilihan itu, aku memilih untuk menulis saja, menulis ketidakjelasan, ketidakfokusan isi kepalaku.
Ketidakjelasan dan ketidakfokusan pikiranku sering muncul tiba-tiba tanpa sebab. Padahal sebelum aku menulis ini, baru saja aku menulis 25 Desember itupun juga belum selesai baru 300 word lalu hilang focus dan susah membahasakannya kedalam tulisan. Padahal aku sering mendengar dan mengingat, penulis yang baik dalah pembaca yang baik.
Apa aku kurang baik dalam membaca? Aku merasa tidak, atau mungkin iya kurang baik. Atau bisa jadi karena aku sudah lama tidak mengasah kepenulisanku lagi?
Sudah tiga bulan sejak aku memilih untuk membanting tulang di home industry pembuatan tas batik di Jogjakarta aku mengakui kalau sejak hari pertama aku di jogja, semangat membacaku sudah luntur namun niat untuk membeli buku-buku masih membara.
Akhir bulan Maret aku mengantar seorang kawan membeli buku di jalan kali urang, saat menuju ke sana aku merasa senang sebab aku akan berada di surge, aku selalu mengingat Borges, aku membayangkan sebuah surge adalah perpustakaan.
Di etalase pintu masuk sebelah kanan kiri hanya ada buku-buku islami-buku-buku berbau islam atau tentang keislaman. Aku merasa jengah dan jijik melihat buku-buku itu tertata rapi di etalase. Dengan harapan ada buku-buku menarik yang bisa kubeli, aku menelusuri setiap lorong di antara etalase dan menemukan sebuah tulisan pengkategorian jenis buku-buku.
Aku langsung menoleh ke kanan dan ke kiri mencari etalase berkategori filsafat, politik, sejarah atau sastra.
Di took buku itu, aku membeli beberapa buah buku. Perang Eropa jilid dua dan tiga karya P.K Ojong. Xarmides Platon Keugaharian terjemahan A. Setyo Wibowo, The Kreutzer Sonata karya Tolstoy, Politik Pendidikan karya Paolo Freire dan Sejarah Pergerakan Nasional jilid dua karya Sartono Kartodirejo, Sains of Leonardo karya Fritjof Chapra, satu pun sampai sekarang belum ada yang kubaca.
Ini hanya sebuah kemungkinan bisa saja ini adalah sebuah alasan pembenaran untuk diriku sendiri dengan menyalahkan, bekerja.
Aku bangun dari tidur pukul tujuh pagi tanpa mandi langsung membuat kopi.
Pukul delapan, aku sudah berada di rumah produksi, di sini aku sering menjawab pertanyaan kawan apa kegiatanku selama di jogja, di jogja aku di home industry pembuatan tas batik, membantu apa yang bisa kubantu, bukan bekerja sebab aku tidak punya skil untuk mengerjakan pekerjaan di sini, ya hitung-hitung belajar membuat tas bukan?
Pukul dua belas siang, aku duduk di dapur menikmati makan siang sesudahnya aku langsung menghisap rokok, sebab sejak jam delapan sampai jam dua belas untuk seorang perokok, apa yang kau rasakan selama itu jika tidak bisa merokok sebatang pun?
Aku bekerja sampai jam empat sore setelah itu sesukaku mau melakukan apa saja. Aku lebih memilih untuk menyeduh kopi, menikmati sore, aku rasa hidupku kurang santai selama membantu di sini.
Aku senang berada di sini, di sini aku sudah di anggap sebagai bagian dari keluarga oleh pemili home industry. Di sini aku bisa membantu perut adikku yang sedang menuntut ilmu di jogja dan Bali, itu alasan terpenting kenapa aku harus membanting tulang.
Setelah menikmati kopi sore, aku hanya tiduran, berkomunikasi dengan kawan-kawan melalui media social sampai waktu makan malam tiba. Setelah itu? Aku hanya tiduran dan melamun. Berat rasanya untuk membuka halaman buku-buku yang sudah kubeli.
Bagaimana semangat membacaku bisa tumbuh lagi? Mulai sore tadi, aku sudah memulainya, memulai membaca buku The Kreutzer Sonata walaupun baru sedikit halaman setidaknya aku sudah berusaha untuk membudayakan membaca pada diriku sendiri.
Selamat hari buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar